Hidup dari gaji ke gaji, atau yang dikenal dengan istilah “paycheck-to-paycheck,” adalah kondisi keuangan di mana seseorang mengandalkan satu sumber pendapatan bulanan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sulit baginya untuk mewujudkan keinginan, atau sekadar memiliki dana darurat untuk menghadapi situasi tak terduga.

Keadaan ini tentu dapat berdampak serius pada kesehatan finansial dan mental seseorang. Salah satu dampaknya adalah kesulitan menikmati hasil kerja keras karena harus terus memprioritaskan kebutuhan, terutama jika sudah berkeluarga. Berikut ini adalah risiko lainnya yang perlu diwaspadai.

1. Tak memiliki dana darurat

5 Risiko Hidup dari Gaji ke Gaji, Sulit Senangkan Diri Sendiri

Dana darurat berperan penting sebagai pelindung dari ketidakpastian masa depan. Karena hari esok masih penuh ketidakpastian, tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Berbagai kejadian tak terduga, seperti kecelakaan, penyakit, krisis ekonomi, atau kehilangan pekerjaan, bisa muncul kapan saja.

Ketika hidup dari gaji ke gaji, menyisihkan uang untuk dana darurat menjadi sangat sulit, karena penghasilan mungkin hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, tanpa dana yang memadai, setidaknya sebesar enam bulan pengeluaran, situasi tak terduga dapat memicu krisis dan mengancam kestabilan finansial seseorang.

2. Mudah terjebak dalam utang untuk kebutuhan mendesak

5 Risiko Hidup dari Gaji ke Gaji, Sulit Senangkan Diri Sendiri

Menyambung poin sebelumnya, tanpa dana darurat, sulit untuk mengatasi kebutuhan mendesak, seperti memperbaiki gadget yang rusak atau berobat saat sakit. Alhasil, berutang dijadikan sebagai solusi pamungkas agar kebutuhan tersebut tetap terpenuhi.

Ketergantungan pada utang, baik itu dalam bentuk kartu kredit atau pinjaman online, dapat menjerumuskan seseorang ke dalam siklus gali lubang tutup lubang yang sulit diputus. Ini berarti ia harus meminjam uang untuk menutupi utang sebelumnya. Kondisi ini akan lebih buruk jika bunganya tinggi.

Apabila gagal membayar utang tepat waktu, skor kredit juga akan turun drastis. Akibatnya, seseorang akan mengalami kesulitan dalam meminjam dana yang lebih besar untuk beberapa keperluan, seperti membeli rumah, kendaraan, atau mengembangkan bisnis.

3. Sulit merencanakan masa depan dengan leluasa

5 Risiko Hidup dari Gaji ke Gaji, Sulit Senangkan Diri Sendiri
Lanjutkan membaca artikel di bawah

Dalam bayanganmu, masa depan tampak sebagai momen di mana kamu bisa menikmati hidup. Kamu akhirnya menjalani kehidupan yang sejahtera, seperti tinggal di hunian yang nyaman, berlibur setiap bulan, atau sekadar bersantai di pekarangan tanpa beban pikiran.

Namun, masa depan yang diidamkan cenderung sulit digapai jika kamu mengandalkan gaji bulanan sebagai sumber income satu-satunya. Hanya sedikit ruang untuk merencanakan tujuan jangka panjang seperti membeli rumah, melanjutkan pendidikan, atau mempersiapkan masa pensiun.

4. Kesulitan menikmati hidup

5 Risiko Hidup dari Gaji ke Gaji, Sulit Senangkan Diri Sendiri

Hidup seperti ini juga sering kali mengharuskan seseorang untuk mengorbankan berbagai kesenangan. Ia mungkin terpaksa menghindari ajakan teman-teman untuk hangout, berlibur, membeli barang-barang yang diinginkan, atau sekadar memanjakan dan menyenangkan diri sendiri. Alasannya tak lain karena harus berhemat.

Hal ini tanpa disadari bisa berdampak negatif terhadap kesejahteraan mental dan fisik dalam jangka panjang. Masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan kecemasan umum, dijumpai saat seseorang merasa khawatir tentang keuangannya. Tanpa intervensi yang tepat, ini bukan tak mungkin menurunkan kualitas hidupnya.

5. Keterbatasan dalam mengambil keputusan

5 Risiko Hidup dari Gaji ke Gaji, Sulit Senangkan Diri Sendiri

Saat hidup dari gaji ke gaji, fleksibilitas dalam mengambil keputusan cenderung terbatas. Kamu akan kesulitan berinvestasi, mengikuti pelatihan untuk meningkatkan skill, atau berpindah pekerjaan demi peluang yang lebih baik. Keterbatasan ini dapat menghambat perkembangan pribadi dan karier, yang memperpanjang siklus tersebut.

Mencari sumber penghasilan tambahan merupakan cara efektif untuk keluar dari siklus ini. Kamu bisa mengambil pekerjaan sampingan atau freelance yang sesuai dengan keahlianmu dengan aktif menawarkan diri kepada klien potensial atau mencari peluang di beberapa platform, seperti Sribu dan Upwork.

Selain itu, kamu dapat mempelajari dan mengembangkan skill baru dengan memanfaatkan materi gratis di internet. Buatlah proyek percobaan atau dummy project untuk mengasah kemampuanmu dan tampilkan hasilnya dalam portofolio.

Investasikan waktu untuk meningkatkan value diri, sehingga kamu menjadi money magnet, di mana uang datang dengan sendirinya. Dengan cara ini, kamu tak perlu lagi bergantung pada gaji bulanan, karena semakin banyak peluang yang akan terbuka untukmu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *