Seorang manipulator tidak selamanya tampil jahat dan kejam di depan mata. Ia bisa berpura-pura menjadi sahabat, atasan, atau teman yang baik. Tapi sikapnya malah justru membuatmu bertanya-tanya, karena ia sering melanggar batasanmu, memanfaatkan rasa bersalahmu, bahkan tidak jarang memaksakan kehendaknya padamu. Jelas ini akan menciptakan hubungan yang tidak sehat.
Sayangnya, banyak orang sulit menolak sikap manipulatif karena tidak tahu bagaimana cara mengenalinya. Agar terhindar dari orang-orang semacam ini, kamu bisa menerapkan lima langkah asertif untuk hadapi manipulator. Jaga batasan itu wajib!
1. Ingatlah hak-hak yang layak kamu dapatkan dalam sebuah hubungan
We provide free creative adaptation into rich media, interactive and playable ads formats. Campaigns in our channel are delivered under guaranteed prices for actions with programmatic & managed delivery. We provide contextually segmented in-target audiences for over 60 industries with a full range of brand safety solutions.
Dalam sebuah relasi yang sehat, kita semua berhak diperlakukan dengan hormat. Dalam artian, kedua pihak saling menghargai prinsip, karakter, dan batasan satu sama lain. Pertama-tama kamu harus sadar betul tentang hal ini agar tidak mudah dimanfaatkan orang lain.
Seorang manipulator selalu ingin mengeksploitasi kelemahan kita untuk keuntungannya sendiri. Apabila kamu kerap merasa perlu untuk menyenangkan atau memuaskannya, hati-hati. Ini bisa menjadi celah yang sangat besar untuk dia memanfaatkanmu. Padahal, kamu pun layak diperlakukan dengan baik. Bukan hanya kamu yang menghormati dan menghargai batasannya, tapi juga sebaliknya.
2. Katakan “tidak” dengan tegas
Kebanyakan orang terjebak dengan manipulator karena tidak berani menolak permintaan mereka. Entah dibayang-bayangi dengan rasa bersalah atau merasa adalah kewajiban, kamu jadi tidak enak menolak keinginannya walau tahu itu merugikanmu.
Bersikap plin-plan justru semakin memberi celah bagi seseorang untuk memanfaatkanmu. Kamu harus berani dalam menjawab dan menyatakan pendapat, meski ada kemungkinan hal tersebut akan mengecewakan hati orang.
3. Jaga jarak dengan orang itu
Seorang manipulator pasti akan sering menghubungi atau berbuat sesuatu yang melanggar batasanmu, gunanya untuk melihat sampai tahap mana kesabaranmu. Bila kamu terus mengalah, bisa-bisa batasan dan prinsipmu tidak lagi dianggap.
Tidak apa-apa menjaga jarak dan membangun batas yang tegas dengan orang yang sudah jelas tidak bisa menghargaimu. Bukan berarti jahat atau sombong, tapi kita pun tidak bisa menyenangkan semua orang. Beberapa hal harus kamu lepas untuk menjaga dirimu lebih baik.
4. Tetap jujur dan terbuka dalam berkomunikasi
Keterbukaan dan kejujuran sangatlah penting dalam sebuah hubungan. Misal, kamu merasa tidak nyaman saat orang tersebut mulai melakukan sesuatu yang merugikan atau membuatmu merasa sedih, lebih baik sampaikan secara terbuka.
Ini pun akan membantumu untuk lebih asertif dalam mengekspresikan perasaan, alih-alih memendamnya sendirian. Tidak perlu merasa sungkan atau tidak enak, karena jauh lebih baik untuk jujur dibanding berpura-pura.
5. Minta tolong pada orang yang kamu percaya
Terkadang seorang manipulator bisa begitu agresif sampai membuatmu merasa kewalahan. Kalau sudah begini, cobalah meminta bantuan pada orang yang bisa kamu percaya, seperti atasan, mentor, atau sahabatmu. Dengan demikian, kamu pun akan mendapat dukungan emosional untuk menghadapi tipe orang tidak menyenangkan seperti teman-teman manipulatormu.
Setiap orang punya hak untuk diperlakukan dengan baik, dihargai, dan dihormati dalam sebuah relasi. Tidak perlu khawatir kehilangan teman ketika kamu melangkah keluar dari relasi toksik. Bukan kuantitas yang penting dalam hubungan, melainkan kualitasnya.